Contoh Lapran Rangkaian Setara Thevenin Norton
RANGKAIAN
SETARA THEVENIN-NORTON
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
Tahun 2015
LATAR
BELAKANG
Kemampuan dalam bidang elektronika merupakan salah
satu hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari di era yang modern seperti
pada saat ini. Elektronika merupakan salah satu disiplin ilmu fisika yang
sangat perlu untuk dipelajari, karena bukan tidak mungkin pada suatu kondisi
kita akan diperhadapkan pada suatu masalah elektronik seperti reparasi
peralatan elektronik yang rusak, maupun untuk perancangan peralatan elektronik.
Namun bicara tentang rangkaian elektronik tidak semudah yang kita bayangkan.
Sebuah rangkaian elektronik biasanya ada yang mampu di
amati secara lngsung tanpa merusak alat tersebut dan ada pula yang tidak dapat
diamati secara langsungdan harus melakukan pembongkaran untuk mengamatinya. Rangkaian elektronik
yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, merupakan suatu rangkaian
elektronik yang terdiri dari berbagai komponen elektronik yang disusun
sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah rangkaian elektronik. Untuk mengamati
nilai besaran-besaran suatu rangkaian elektronik, ataupun besaran-besan setiap
komponennya memerlukan sebuah metode tertentu, terutama untuk rangkaian yang
sudah rumit.
Terkadang
orang membuat sebuah terobosan dalam bidang sains dan teknik dan membawa kita
pada sesuatu yang baru. Seorang ilmuan dari Prancis ML Thevenin, menemukan
sebuah teorema yang diberi nama teorema Thevenin. Theorema Thevenin merupakan
sebuah pernyataan yang dapat kita buktikan secara matematis. E.L. Northon juga
merupakan salah satu ilmuan yang menemukan sebuah theorema yang diberi nama theorema
Norton. Pada dasarnya teorema thevenin dan norton sama,tapi yang membedakannya
adalah teorema thevenin di gunakan pada rangkaian seri dan teorema norton di
gunakan pada rangkaian paralel.
Sebuah
percobaan tentu memiliki sebuah tujuan yang jelas dan di percoban kali ini
bertujuan agar mahasiswa dapat melakukan pengukuran tegangan thevenin dan arus
northon. Menyelidiki pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus output
rangkaian elektronik.
TUJUAN
PERCOBAAN
- Melakukan pengukuran tegangan Thevenin, hambatan Thevenin dan arus Norton dari rangkaian-rangkaian sederhana
- Menyelidiki pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus output rangnkaian elektronik dengan menggunakan theorema Thevenin dan Norton
KAJIAN
TEORI
Terkadang kita perlu untuk mengidentifikasi
komponen-komponen elektronik dan menganalisis besaran-besaran dalam sebuah
rangkaian elektronik baik rangkaian sederhana bahkan rangkaian rumit sekalipun.
Untuk menganalisis suatu rangkaian rumit diperlukan sebuah penyederhanaan dari
rangkaian tersebut. Theorema Thevenin-Norton merupakan sebuah pernyataan yang
dapat kita buktikan secara matematis. Theorema ini merupakan salah satu metode
penyederhanaan rangkaian rumit menjadi rangkaian sederhana pada sebuah rangkaian
elektronik
Penyederhanaan rangkaian listrik-elektronik yang
rumit atau kompleks adalah hal yang harus dilakukan untuk dapat memudahkann
dalam analisis parameter-parameter yang diinginkan secara teori. Theorema
Thevenin dan Norton merupakan sebuah
metode yang terbaik yang dapat dilakukan untuk mempermudah menganalisis
parameter-parameter dalam rangkaian listrik-elektronik. (Abdul Haris,2015:11)
Definisi tegangan dan hambatan
Thevenin
Sampai sejauh ini kita telah berkenalan dengan
konsep-konsep transformasi sumber dan superposisi. Dengan demikian, sekarang
kita dapat membangun pemahaman kita mengenai dua buah teknik analisis rangkaian
yang lain, yang dapat sangat membantu kita dalam menyederhanakan analisis dari
berbagai rangkaian linear. Teorema pertama disebut sebagai teorema Thevenin.
Namanya diambil dari nama M.L. Thevenin. Seorang insinyur telegrafi yang
mempublikasikan teoremanya pada tahun 1883. Teorema kedua, yang merupakan
akibat dari teorema pertama, dikenal
sebagai teorema Norton. Namanya diambil dari seorang ilmuan Bell Telephone
Laboratories yang benama E.L. Norton. (William 2005:121)
Theorema Thevenin menyebutkan bahwa kita dapat
mengganti semua komponen rangkaian, kecuali resistor beban, dengan sebuah
sumber tegangan bebas yang terhubung seri dengan sebuah resistor dengan
tanggapan yang terukur pada resistor
beban tidak akan berubah. Teorema Thevenin atau Norton sekarang dapat digunakan
untuk memperoleh rangkaian ekivalen yang di dalamnya tidak terdapat divais transformator. Sebagai contoh marilah
kita tentukan rangkaian ekivalen
Thevenin untuk rangkaian disisi kiri terminal sekunder transformator. Dengan
membuat kondisi hubung terbuka untuk sisi sekunder, I2 = 0 dan oleh karenanya I1 = 0 (ingat bahwaL1
tak-berhingga). Tidak ada teganga
yang muncul pada elemen Zg sehingga Vs1 = V2ac dan V2ac
= aVs1. Impedansi
Thevenin diperoleh dengan memadamkan Vs1
dan menggunakan kuadrat rasio lilitan. Berhati-hatilah dalam menggunakan
kebalikan dari rasio lilitan karena disini kita melihat pada terminal sisi
sekunder transformator. Jadi Zth2= Zg1a2. untuk
memeriksa ekivalennya, mari kita tentukan juga arus hubung singkat sisi
sekunder I2sc dengan terminal sisi sekunder terhubung singkat,
generator sisi primer akan menghadapi impedansi Zg1, sehingga I1
= Vg1/Zg1 oleh karena itu I1sc = Vs1/aZgl sebagaimana kita
harapkan, rasio tegangan hubungan terbuka terhadap arus hubung singkat adalah a2Zgl.
Rangkaian ekivalen Thevenin transformator dan rangkaian sisi primernya
ditunjukkan oleh gambar berikut :
(William,2005:25)
Teganngan Thevenin (VTH) didefinisikan
sebagai tegangan yang melewati terminal beban saat hambatan beban terbuka.
Tegangan Thevenin : VTH
= VOC (
1 )
Dimana
VOC adalah tegangan saat rangkaian terbuka, (open-circuit voltage)
Hambatan Thevenin adalah hambatan yang diukur antar
terminal saat seluruh sumber dibuat nol (dihubungsingkatkan) dan hambatan beban
dibuka
Hambatan Thevenin : RTH
= ROC (
2 )
Dimana
ROC adalah hambatan saat rangkaian terbuka. (Abdul Haris Bakri dan
Muh. Saleh, 2015 hal 12)
Ada hal penting dalam mencari hambatan Thevenin.
Ketika kita menurunkan sumber tegangan menjadi nol, secara efektif kita
menghubung singkat sumber. Ketika kita menurunkan sumber arus menjadi nol,
secara efektif kita membuka sumber tersebut. Theorema Thevenin tidak hanya
menyederhanakan perhitungn, tetapi juga
memungkinkan kita untuk menjelaskan operasi rangkaian yangtidak mampu
dijelaskan dengan menggunakan persamaan Kirchoff. Rangkaian Thevenin akan
menghasilkan arus beban yang sama dengan rangkaian sederhana, dengan penurunan.
(Abdul Haris Bakri, dkk. 2015, hal 41-43)
Theorema Norton
Adapun theorema Norton dapat dinyatakan sebagai
berikut. Jika diberikan suatu rangkaian linear, susunlah kembali rangkaian
tersebut ke dalam bentuk dua buah rangkaian A dan B yang terhubung oleh dua
buah kawat jika salah satu rangkaian mengandung sebuah sumber tak-bebas,
variabel kendalinya harus berada di dalam rangkaian yang sama. Definisikan arus
isc hubung singkat yang muncul saat rangkaian B tidak dihubungkan
dan terminal A dihubungsingkatkan. Selanjutnyasemua arus dan tegangan pada B
aan tetap tidak berubah jika semua sumber tegangan dan arus bebas pada
rangkaian A dipadamkan/dimatikan atau dinolkan, dan sebuah sumber arus bebas isc
dihubungkan, dengan polaritas yang sesuai, secara paralel dengan rangkaian A
yang padam. (Willian dkk, 2005 hal 121-124)
Arus Norton
didefinisikan
sebagai arus beban saat hambatan beban dihubung singkat karena ini, arus Norton
terkadang disebut juga dengan arus hubung singkat (short-circuit current)
Arus Norton : IN = ISC (
4 )
Hambatan
Norton didefinisikan
sebagai hambatan yang diukur oleh ohmmeter pada terminal beban saat seluruh
sumber diturunkan menjadi nol dan hambatan beban dibuka.
Hambatan Norton : RN =
RTH (
5 )
Karena hambatan Norton dan hambatan Norton memiliki
definisi yang sama, maka dapat dituliskan
RN = RTH (
6 )
Sebagai penurunan,
Theorema Norton terlihat sebagai berikut
VL= IN (RN
││RL) (
7 )
Sebelumnya kita definisikan hambatan Norton setara
dengan hambatan Thevenin. Tetapi perhatikan perbedaan posisi hambatan :
hambatan Thevenin selalu diseri dengan sumber tegangan, sedangkan hambatan
Norton selalu paralel dengan sumber arus. Catatan : apabila kita menggunakan
arah arus elektron, maka tanda panah dalam sumber arus hampir selalu
digambarkan searah dengan arus konvensional. Terkecuali jika sumber arus digambarkan
dengan panah putus-putus. Dalam hal ini, sumber tegangan mengeluarkan electron
dalam arah yang sama dengan panah putus-putus tersebut.( Abdul haris Bakri dkk,
2015 hal45-47)
METODE PENELITIAN
a)
Alat dan Bahan
1.
Resistor,
3 buah (sebagai komponen pemberi hambatan dalam rangkaian)
2.
Potensiometer,
1 buah (untuk mengatur tegangan)
3.
Power
Supply 0 – 12 Vdc, 1 buah (sebagai sumber arus rangkaian)
4.
Voltmeter
0 – 10 Vdc, 1 buah (untuk mengukur tegangan rangkaian)
5.
Amperemeter
0 – 1 Adc, 1 buah (untuk mengukur kuat arus yang mengalir dalm rangkaian)
6.
Papan
Kit, 1 buah. (tempat membuat rangkaian)
7.
Kabel
penghubung, 6 buah (menghubungkan komponen-komponen dalam rangkaian)
b)
Identivikasi Variabel
Kegiatan I : Mengukur Tegangan rangkaian buka (Voc)
dan arus hubung singkat (Isc)
1. Variabel manipulasi :
tegangan sumber (Vs) dengan
satuan Volt (V)
2. Variabel respon : tegangan
Thevenin (Voc) dengan sataun Volt dan arus Norton (Isc)
dengan satuan Ampere (A)
3. Variabel kontrol :
hambatan (R) dengan satuan Ohm (Ω)
Kegiatan
II : Mengukur Tegangan keluaran (V0) dengan arus beban (Il)
1. Variabel manipulasi :
Hambatan beban (Rl) dengan satuan Ohm (Ω)
2. Variabel respon :
tegangan keluaran (V0) dengan satuan Volt (V) dan Arus beban (Il)
dengan satuan Ampere (A)
3. Variabel kontrol :
tegangan sumber (Vs) dengan satuan Volt (V)
c)
Defenisi Operasional
Variabel
Kegiatan I : Mengukur Tegangan rangkaian
buka (V0c) dan arus hubung singkat (Isc)
a. Tegangan sumber (Vs)
adalahtegangan yang berasal dari power supplay yang terbaca pada voltmeter
dimana besarnya mulai 2 v sampai 12 v dan satuannya adalah Volt.
b. Tegangan Thevenin (Voc)
adalah tegangan yang melewati resistor dan terbaca pada voltmeter yang
satuannya adalah volt. Sedangkan arus Norton (Isc) adalah arus yang
terbaca pada amperemeter yang satuannya adalah Ampere (A).
c. Hambatan (R)
adalahhambatan yang disimpan pada komutator dan satuannya adalah ohm.
Kegiatan II : Mengukur Tegangan
keluaran ( V0) dengan arus beban (Il)
a.
Hambatan
beban (Rl) adalah hambatan yang diubah dengan menggunakan resistor
variabel (Potensiometer) yang satuannya adalah ohm.
b.
Tegangan
keluaran(V0) adalah tegangan yang besarnya terbaca pada Voltmeter
akibat dari perubahan potensiometer untuk mencapai tegangan maksimalnya yang
satuannya adalah Volt. Sedangkan arus
beban (Il) yang terbaca pada amperemeter akibat dari nilai
potensiometer yang berubah dan satuannya adalah Ampere (A).
d.
Tegangan
sumber(Vs) adalah tegangan yang berasal dari power supplay yang
terbaca pada voltmeter dimana besarnya mulai 2 v sampai 12 v dan satuannya
adalah Volt.
d)
Prosedur Kerja
HASIL DAN ANALISIS DATA
Resistor
I
Teori : 103
5% Ω
Praktikum : 0,981 kΩ
Resistor
II
Teori : 27
x 102
5% Ω
Praktikum : 2,693 kΩ
Resistor
III
Teori : 33
x 102
5% Ω
Praktikum : 3,260 kΩ
Potensiometer
Teori : B1K
Praktikum : minimum = 1,7Ω
Maksimum = 0,912 kΩ
Kegiatan 1. Pengukuran tegangan Thevenin dan arus
Norton
Tabel
1. Hasil pengukuran tegangan Thevenin dan arus Norton
No
|
VS
|
VTH
(volt)
|
IN
(mA)
|
1
|
2
|
0,68
|
0,41
|
2
|
4
|
1,451
|
0,86
|
3
|
6
|
2,270
|
1,34
|
4
|
8
|
2,948
|
1,74
|
5
|
10
|
3,84
|
2,30
|
Kegiatan 2. Pengukuran arus Norton
Tabel
2. Hasil pengukuran arus Norton
No
|
VO
(volt)
|
IL
(mA)
|
1
|
0,20
|
2,17
|
2
|
0,40
|
2,06
|
3
|
0,60
|
1,93
|
4
|
0,80
|
1,86
|
5
|
1,00
|
1,72
|
6
|
1,20
|
1,33
|
Analisis data
Kegiatan 1:
menentukan VTH, RTH, dan IN
1.
HambatanThevenin
(RTH)
RTH(teori) = (R1 + R3) // R2
= (0,982 kΩ + 3,260 kΩ) // 2,693 kΩ
= 4,242kΩ // 2,693 kΩ
RTH(teori) = 1,64kW
Rpraktikum = 1,66kW
= 0,012%
2. TeganganThevenin (VTH)
a.
UntukVs
= 2 volt
VTH(Teori)= 0,776 Volt
VTH(prakt) = VOC
VTH(prakt) = 0,68 Volt
b.
UntukVs
= 4 volt
VTH(Teori)= 1,553 Volt
VTH(prakt) = VOC
VTH(prakt) = 1,451 Volt
c.
UntukVs
= 6 volt
VTH(Teori)= 2,330 Volt
VTH(prakt) = VOC
VTH(prakt) = 2,270 Volt
d.
UntukVs
= 8 volt
VTH(Teori)= 3,107 Volt
VTH(prakt) = VOC
VTH(prakt) = 2,948 Volt
e.
UntukVs
= 10 volt
VTH(Teori)= 3,883 Volt
VTH(prakt) = VOC
VTH(prakt) = 3,840 Volt
3.
Arus
Norton (I N)
a.
UntukVs
= 2 volt
b.
UntukVs
= 4 volt
c.
UntukVs
= 6 volt
d.
UntukVs
= 8 volt
e.
UntukVs
= 10 volt
PEMBAHASAN
Pada kegiatan
praktikum kali ini, mengenai Rangkaian setara Thevenin dan Norton, dimana kita
ketahui rangkaian setara Thevenin adalah Rangkaian setara yang
menggunakan sumber tegangan tetap, yakni suatu sumber tegangan ideal dengan
tegangan keluaran yang tak berubah, berapapun besarnya arus yang diambil
darinya. Sedangkan rangkaian setara Norton menggunakan sumber arus tetap, yang
dapat menghasilkan arus tetap berapapun besar hambatan yang dipasang pada
keluarannya.
Percobaan pada praktikum kali ini terdapat dua
kegiatan, yakni kegiatan pertama mengukur tegangan rangkaian buka (VTh) atau tegangan Thevenin,
hambatan Norton dan arus hubung singkat (IN) atau arus Norton.
Sedangkan pada kegiatan kedua, yakni hubungan hambatan beban dengan tegangan dan arus beban.
Pada
kegiatan pertama dilakukan lima kali pengambilan data, dan yang menjadi
variabel manipulasi ialah tegangan sumber, variabel kontrol adalah hambatan
dimana R1=0,981 kΩ ; R2=2,693 kΩ; dan R3= 3,260 kΩ dan variabel respon adalah tegangan
Thevenin dan arus Norton. Dari
hasil percobaan didapatkan tegangan Thevenin secara berturut turut adalah 0,68
Volt, 1,451 Volt, 2,270 Volt, 2,948 Volt,, dan 3,840 Volt. sedangkan hasil dari
teori secara berturut turut adalah 0,68V, q,451V, 2,270V, 2,948V, dan 3,84V dengan %diff terkecil adalah
dan terbesar adalah
. Sedangkan untuk hasil percobaan arus Norton
secara berturut turut adalah 0,41
mA, 0,86 mA, 1,34 mA, 1,74 mA dan, 2,30 mA, sedangkan hasil dari
teori perhitungan secara berturut turut adalah 0,473 mA, 0,946 mA1, 1,420 mA, 1,894 mA dan 2,367 mA,
dengan %diff terkecil adalah
dan tertinggi adalah
Dari
data hasil percobaan dan teori ini yang memiliki toleransi 5% sesesuai dengan
teori. Dengan toleransi
yang melebihi batas
persentase
itu dikarenakan human error.
Pada kegiatan kedua
dilakukan enam kali pengambilan data, dan yang menjadi variabel maipulasi ialah
hambatan beban, variabel kontrol ialah tegangan sumber dimana tegangan sumber yang di pakai adalah 0,2 – sampai
1,20 volt dengan selisih 0,2 Volt. Berdasarkan grafik nilai
dari resistor variabel atau hambatan
potensiometer berbanding lurus dengan nilai tegangannya dan berbanding terbalik
dengan arus bebannya semakin besar nilai hambatannya semakin besar pula nilai
tegangannya tetapi semakin besar nilai hambatannya semakin kecil nilai arusnya.
DAFTAR PUSTAKA
Haris Bakri, Abdul dan
Muh. Saleh 2015.Penuntun Praktikum
Elrktronika Dasar 1. Makassar. Laboratorium Fisika FMIPA UNM Unit
Elektronika dan Instrumentasi
Haris Bakri, Abdul
dkk.2015.Dasar-Dasar Elektronika.Sulawesi
Tengah. Edukasi Mitra Grafika
H. Hayt Jr, William
dkk.2005.Rangkaian Listrik jilid 2.Jakarta. Erlangga
H. Hayt Jr, William
dkk.2005.Rangkaian Listrik jilid 1.Jakarta. Erlangga
Comments
Post a Comment